[2] Kementerian Kesehatan RI, Hasil Utama Riskesdas 2018 Provinsi Jawa Timur, Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2018
[3] Tim Nasional Percepatan Penanggulan Kemiskinan, 100 Kabupaten/ Kota Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting), Jakarta: Sekretariat Wakil Presiden Indonesia., 2017.
[4] Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, Prevalensi Balita Stunting, Jember: Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, 2019.
[5] Kementerian Kesehatan RI, Cegah Stunting Itu Penting, Jakarta: Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, 2018.
[6] Dinas Ketahanan Pangan, Analisis dan Penyusunan Pola Konsumsi dan Suplai Pangan Tahun 2018, Jember: Dinas Ketahanan Pangan, 2018.
[7] Badan Ketahanan Pangan, Perkembangan Konsumsi Pangan, Jakarta: Kementerian Pertanian RI, 2019
[8] Widodo. Y, Sandjaja dan Ernawati, "Skor Pola Pangan Harapan Dan Hubungannya Dengan Status Gizi Anak Usia 0,5-12 Tahun Di Indonesia," Penelitian Gizi dan Makanan, vol. 40, no. 2, pp. 63-75, 2017
[9] Ambarita, L " Gambaran Pola Pangan Harapan Keluarga Dengan Kejadian Stunting Pada Anak SDN 054901 Sidomulyo Kabupaten Langkat," Karya Tulis Ilmiah, no. Politeknik Kesehatan Medan, pp. 1-43., 2019.
[10] Sirajuddin, Surmita dan Astuti, T., Survey Konsumsi Pangan. 1 ed. Jakarta: Kementeran Kesehatan RI, 2018
[11] Wahyudi. R dan Sufriani, "Pertumbuhan dan Perkembangan Balita Stunting.," JIM FKEP, vol. 3, no. 1, pp. 56-62, 2018.
[12] Widyaningsih, N., Kusnandar dan Anantanyu, S , "Keragaman Pangan, Pola Asuh Makan dan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan," Jurnal Gizi Indonesia, vol. 7, no. 1, pp. 22-29, 2018.
[13] Mugianti, S., Mulyadi, A., Khoirul Anam, A. dan Lukluin Najah, Z , " Faktor Penyebab Anak Stunting Usia 25-60 di Kecamatan Sukerojo Kota Blitas.," Jurnal Ners dan Kebidanan (JNK), vol. 5, no. 3, pp. 268-278, 2018. .
[14] Mentari, S. dan Hermansyah, A. "Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Stunting Anak Usia 24-59 Bulan Di Wilayah Kerja Upk Puskesmas Siantan Hulu.," Pontianak Nutrition Journal, vol. 1, no. 1, pp. 1-5, 2018
[15] Illahi. R, "Hubungan Pendapatan Keluarga, Berat Lahir, dan Panjang Lahir dengan Kejadian Stunting Pada balita 24-59 Bulan di Bangkalan," Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS Dr. Soetamo, vol. 3, no. 1, pp. 1-14, 2017.
[16] Sutarto. Azwinar, H. R and Wadoyono, "Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dan pendapatan keluarga dengan Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Way Urang Kabupaten Lampung Selatan," Jurnal Dunia Kesmas, vol. 9, no. 2, pp. 256-263, 2020.
[17] Kementerian Kesehatan RI, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 28 Tahun 2019 Tentang Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2019
[18] Azmi, U. dan Mundiastuti, L., "Konsumsi Zat Gizi Pada Balita Stunting dan Non Stunting di Kabupaten Bangkalan," Amerta Nutr, vol. 2, no. 3, pp. 292-298, 2018.
[19] Faridi. A dan Sagita. R, "Hubungan Pengeluaran, Skor Pola Pangan Harapan (PPH), Keluarga, dan Tingkat Konsumsi Energi-Protein dengan Status Gizi Balita Usia 2-5 Tahun," Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, vol. 1, no. 1, pp. 11-21, 2016
[20] Nainggolan. B dan Sitompul. M, "Hubungan Berat Badan Lahir Rendah (Bblr) Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 1-3 Tahun," Nutrix Jurnal, vol. 3, no. 1, pp. 36-41, 2019.
[21] Aditianti, Prihatin dan Hermina, "Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Individu Tentang Makanan Beraneka Ragam sebagai Salah Satu Indikator Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)," Buletin Penelitian Kesehatan, vol. 44, no. 2, pp. 117 - 126, 2016.
- Abstract viewed - 421 times
- PDF downloaded - 524 times
Downloads
Affiliations
Ninna Rohmawati
Universitas Jember
Manik Nur Hidayati
Universitas Jember
Maulidyatul Jannah
Universitas Jember
How to Cite
Hubungan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan
Vol 24 No 1 (2022): Maret 2022
Submitted: Nov 26, 2021
Published: Jun 19, 2022
Abstract
Latar Belakang: Stunting merupakan salah satu masalah gizi kesehatan masyarakat yang biasanya dialami oleh balita yang gagal dalam pertumbuhannya. Salah satu pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan memperhatikan asupan makanan bergizi dan beraneka ragam. Kecamatan Sumberjambe memiliki kejadian stunting tertinggi sebesar 29,35% dengan Desa Jambearum berada di urutan pertama yang memiliki kasus stunting berjumlah 148 kasus. Sedangkan untuk prevalensi pola pangan harapan, Kecamatan Sumberjambe memiliki PPH rendah sebesar 77,06%. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara skor Pola Pangan Harapan (PPH) dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Desa Jambearum Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember. Metode: Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan sampel berjumlah 81. Instrumen yang digunakan adalah form skor PPH dan form recall 2x24 jam dan dilakukan pengukuran antropometri TB. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple randome sampling. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Hasil: hasil penelitian menunjukkan kejadian stunting ditemukan sebesar 39,5% dan mayoritas balita memiliki pola pangan harapan yang rendah yaitu sebesar 50.57% dengan energi rata-rata 672,48 kkal pada balita usia 24-59 bulan. Dari analisis chi-square diperoleh nilai p = 1,000. Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara Pola Pangan Harapan dengan kejadian stunting pada balita di Desa Jambearum Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember.